Kamis, 30 April 2020

Foto Dan Biografi Sejarawan Ilmuan Islam



1. Ibnu Sina  (980 – 1037)
 
Ibnu Sina
(980 – 1037)


Ibnu Sina adalah seorang ilmuwan Muslim yang terkenal di dunia. Ia seorang ilmuwan dengan pemikiran-pemikiran yang cerdas mendasari ilmu kedokteran modern. Bahkan Ibnu Sina banyak disebut sebagai “Bapak Kedokteran Modern.” George Sarton menyebutnya sebagai “Ilmuwan Paling Terkenal dari Islam dan Salah Satu yang Paling Terkenal Pada Semua Bidang Tempat, dan Waktu”. Ia lahir pada zaman keemasan peradaban Islam, sehingga ia disebut sebagai tokoh Islam dunia.

Ibnu Sina bernama lengkap Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā. Ibnu Sina lahir pada 980 M di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian Persia). Ia berasal dari keluarga bermadzhab Ismailiyah telah akrab dengan pembahasan ilmiah terutama yang disampaikan oleh ayahnya. Orang tuanya adalah seorang pegawai tinggi pada pemerintahan Dinasti Saman. Ia dibesarkan di Bukharaja serta belajar falsafah dan ilmu-ilmu agama Islam.
Ibnu Sina lahir di zaman keemasan Peradaban Islam. Pada zaman tersebut ilmuwan-ilmuwan muslim banyak menerjemahkan teks ilmu pengetahuan dari Yunani, Persia dan India. Teks Yunani dari zaman Plato, sesudahnya hingga zaman Aristoteles secara intensif banyak diterjemahkan dan dikembangkan lebih maju oleh para ilmuwan Islam.
Saat berusia 10 tahun dia banyak mempelajari ilmu agama Islam dan berhasil menghafal Al-Qur’an. Ia dibimbing oleh Abu Abdellah Natili, dalam mempelajari ilmu logika untuk mempelajari buku Isagoge  dan Prophyry, Eucliddan Al-Magest Ptolemus. Setelah itu dia juga mendalami ilmu agama dan Metaphysics Plato dan Arsitoteles.

Saat berusia 22 tahun, ayah Ibnu Sina meninggal dunia. Pemerintahan Samanid menuju keruntuhan. Masalah yang terjadi dalam pemerintahan tersebut akhirnya membuatnya harus meninggalkan Bukhara. Pertama ia pindah ke Gurganj, ia tinggal selama 10 tahun di Gurganj. Kemudia ia pindah dari Gurganj ke Nasa, kemudian pindah lagi ke Baward, dan terus berpindah-pindah tempat untuk mempelajari ilmu baru dan mengamalkannya.
Dalam sejarah pemikiran filsafat abad pertengahan, sosok Ibnu Sina memperoleh penghargaan yang tinggi hingga masa modern. Ia adalah satu-satunya filsafat besar Islam yang telah berhasil membangun sistem filsafat yang lengkap dan terperinci, suatu sistem yang telah mendominasi tradisi filsafat muslim beberapa abad. Kehidupan Ibnu Sina dihabiskan untuk urusan negara dan menulis. Pada usia 58 tahun (428 H / 1037 M) Ibnu Sina meninggal dan dikuburkan di Hamazan.
Ibnu Sina adalah contoh dari peradaban besar Iran di zamannya. Ia adalah seorang penulis yang produktif, sebagian besar karyanya membahas tentang filsafat dan pengobatan. Ia adalah satu-satunya filsafat besar  dalam Islam yang berhasil membangun sistem filsafat yang lengkap dan terperinci, suatu sistem yang telah mendominasi tradisi filsafat muslim hingga beberapa abad. Karyanya yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai Qanun yang digunakan sebagai referensi di bidang kedokteran selama berabad-abad.

Sumber : https://suaramuslim.net/biografi-sang-ilmuwan-islam-ibnu-sina/

2. Muḥammad bin Mūsā al-Khawārizmī  (780-850)

Nama : Muḥammad bin Mūsā al-Khawārizmī
Dikenal : Al Khawarizmi
Lahir : Khwarezmia , Uzbekiztan, 780 M
Wafat : Bagdad, Irak, 850 M
Asal : Persia, Iran
Sumbangsih : Aljabar, Angka Nol, Geometri


Nama Asli dari Al-Khawarizmi ialah Muhammad Ibn Musa al-khawarizmi. Selain itu beliau dikenali sebagai Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff. Al-Khawarizmi dikenal di Barat sebagai al-Khawarizmi, al-Cowarizmi, al-Ahawizmi, al-Karismi, al-Goritmi, al-Gorismi dan beberapa cara ejaan lagi. Ia dikenal sebagai penemu dari Aljabar dan juga angka nol. Tak heran orang barat menjulukinya sebagai father of algebra atau bapak aljabar. Al Khawarizmi dilahirkan di Bukhara.Tahun 780-850M adalah zaman kegemilangan al-Khawarizmi. al-Khawarizmi telah wafat antara tahun 220 dan 230M. Ada yang mengatakan al-Khawarizmi hidup sekitar awal pertengahan abad ke-9M.

Sumber lain menegaskan beliau hidup di Khawarism, Usbekistan pada tahun 194H/780M dan meninggal tahun 266H/850M di Baghdad. Dalam pendidikan telah dibuktikan bahawa al-Khawarizmi adalah seorang tokoh Islam yang berpengetahuan luas. Pengetahuan dan keahliannya bukan hanya dalam bidang syariat tapi di dalam bidang falsafah, logika, aritmatika, geometri, musik, ilmu hitung, sejarah Islam dan kimia. Al Khawarizmi telah menciptakan pemakaian Secans dan Tangen dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi. Dalam usia muda beliau bekerja di bawah pemerintahan Khalifah al-Ma’mun, bekerja di Bayt al-Hikmah di Baghdad. Beliau bekerja dalam sebuah observatory yaitu tempat belajar matematika dan astronomi. Al-Khawarizmi juga dipercaya untuk memimpin perpustakaan khalifah. Beliau pernah memperkenalkan angka-angka India dan cara-cara perhitungan India pada dunia Islam.

Al Khawarizmi juga merupakan seorang penulis Ensiklopedia dalam berbagai disiplin. Al-Khawarizmi adalah seorang tokoh yang pertama kali memperkenalkan aljabar dan hisab. Banyak lagi ilmu pengetahuan yang beliau pelajari dalam bidang matematika dan menghasilkan konsep-konsep matematika yang begitu populer yang masih digunakan sampai sekarang. Banyak lagi konsep dalam matematika yang telah diperkenalkan al-khawarizmi . Bidang astronomi juga membuat al-Khawarizmi terkenal. Astronomi dapat diartikan sebagai ilmu falaq [pengetahuan tentang bintang-bintang yang melibatkan kajian tentang kedudukan, pergerakan, dan pemikiran serta tafsiran yang berkaitan dengan bintang.
sumber : https://www.biografiku.com/biografi-al-khawarizmi.

3. Jabir Ibn- Hayyan (721-815)

Jabir Ibn- Hayyan
(721-815)



Sejarah mencatat, Islam telah banyak berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Lewat kiprah para ilmuwan Muslim lah peradaban dunia menemukan titik cahaya. Salah satunya di bidang ilmu kimia dan farmasi. Tak banyak yang tahu di bidang ilmu ini, seorang ilmuwan Muslim memberikan pengaruh besar. Dia adalah Jabir bin Hayyan yang di dunia Barat dikenal dengan nama Geber.

Nama lengkapnya Abu Abdullah Jabir bin Hayyan al-Kuffi al-Sufi. Sumber lain menyebutkan sebagai Abu Musa dan bukan Abu Abdullah. Jabir bin Hayyan merupakan seorang yang dianggap paling pantas sebagai wakil utama alkemi (ahli kimia) Arab pada masa-masa awal perkembangannya. Ia lahir di Kuffah, Irak pada tahun 721 M dan meninggal dunia pada tahun 815 M. Jabir adalah seorang yang berketurunan Arab, namun ada juga yang mengatakan bahwa ia adalah orang Persia. Ayahnya bernama Hayyan, seorang ahli obat-obatan (apoteker) dari Kufah yang kemudian pindah ke Toos. Nama ayahnya sering pula dihubungkan dengan intrik-intrik politik yang terjadi pada abad ke-8 M, yang pada akhirnya menyebabkan Dinasti Umayah terguling.

Tokoh besar yang dikenal sebagai “the father of modern chemistry” ini merupakan seorang muslim yang ahli dibidang kimia, farmasi, fisika, filosofi dan astronomi. Kontribusi terbesar Jabir bin Hayan adalah dalam bidang kimia. Keahliannya ini didapatnya dengan ia berguru pada Barmaki Vizier, pada masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid di Baghdad. Jabir Ibnu Hayyan mampu mengubah persepsi tentang berbagai kejadian alam yang pada saat itu dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat diprediksi, menjadi suatu ilmu sains yang dapat dimengerti dan dipelajari oleh manusia.
Ia mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis di dalam penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi kembali. Jabir menekankan bahwa kuantitas zat berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi, sehingga dapat dianggap Jabir telah merintis ditemukannya hukum perbandingan tetap. Kontribusi lainnya antara lain dalam penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi, kalsinasi, sublimasi dan penguapan serta pengembangan instrumen untuk melakukan proses-proses tersebut.

Jabir Ibn Hayyan  telah mampu mengubah persepsi tentang berbagai kejadian alam yang pada saat itu dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat diprediksi, menjadi suatu ilmu sains yang dapat dimengerti dan dipelajari oleh manusia. Penemuan-penemuannya di bidang kimia telah menjadi landasan dasar untuk berkembangnya ilmu kimia dan tehnik kimia modern saat ini. Jabir Ibn Hayyan-lah yang menemukan asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, asam asetat, tehnik distilasi dan tehnik kristalisasi. Dia juga yang menemukan larutan aqua regia (dengan menggabungkan asam klorida dan asam nitrat) untuk melarutkan emas. Jabir bin Hayyan mampu mengaplikasikan pengetahuannya di bidang kimia kedalam proses pembuatan besi dan logam lainnya, serta pencegahan karat. Dia jugalah yang pertama mengaplikasikan penggunaan mangan dioksida pada pembuatan gelas kaca.
Jabir terus bekerja dan bereksperimen dalam bidang kimia dengan tekun di sebuah laboratorium dekat Bawaddah di Damaskus dengan ciri khas eksperimen-eksperimennya yang dilakukan secara kuantitatif, bahkan instrument-instrument yang digunakan untuk eksperimentnya ia buat sendiri dari bahan logam, tumbuhan dan hewani. Di laboratoriumnya itulah Jabir berhasil menemukan berbagai penemuan besar yang sangat bermanfaat sampai saat ini, bahkan di laboratorium itu pula telah ditemukan berbagai peralatan kimia miliknya. Di dalamnya didapati peralatan kimianya yang hingga kini masih mempesona, dan sebatang emas yang cukup berat. Tak hanya penemuan-penemuannya yang luar biasa yang telah ia ciptakan, namun pemikirannya juga sangat berpengaruh bagi para ilmuwan muslim lainnya seperti Al-Razi (9 M), Tughrai (12 M) dan Al-Iraqi (13 M). Bahkan tidak hanya itu, buku-buku yang ditulisnya pun sangat berpengaruh bagi perkembangan kemajuan ilmu kimia di Eropa. 

Beberapa penemuan Jabir Ibn Hayyan diantaranya adalah: asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, asam asetat, tehnik distilasi dan tehnik kristalisasi. Dia juga yang menemukan larutan aqua regia (dengan menggabungkan asam klorida dan asam nitrat) untuk melarutkan emas. Jabir Ibn Hayyan mampu mengaplikasikan pengetahuannya di bidang kimia kedalam proses pembuatan besi dan logam lainnya, serta pencegahan karat. Dia jugalah yang pertama mengaplikasikan penggunaan mangan dioksida pada pembuatan gelas kaca. Jabir Ibn Hayyan juga pertama kali mencatat tentang pemanasan wine akan menimbulkan gas yang mudah terbakar. Hal inilah yang kemudian memberikan jalan bagi Al-Razi untuk menemukan etanol. Jika kita mengetahui kelompok metal dan non-metal dalam penggolongan kelompok senyawa, maka lihatlah apa yang pertamakali dilakukan oleh Jabir. Dia mengajukan tiga kelompok senyawa berikut:
“Spirits“ yang menguap ketika dipanaskan, seperti camphor, arsen dan amonium klorida.
“Metals” seperti emas, perak, timbal, tembaga dan besi; dan
“Stones” yang dapat dikonversi menjadi bentuk serbuk.


Sumber : https://www.biografiku.com/biografi-al-khawarizmi/

4. Ibnu al-Nafis (1213 – 1288)



Nama lengkap Ibnu Nafis adalah al-Din Abu al-Hasan Ali Ibn Abi al-Hazm al-Qarshi al-Dimashqi.  Beliau adalah seorang ilmuan Arab yang penelitiannya pernah dilupakan orang 700 tahun lamanya. Ibnu Nafis lahir di Damaskus, Suriah (Syria) pada tahun 1213 M. Selain itu, ia juga mempunyai nama panggilan lain, yaitu The Second Avicenna (Ibnu Sina Kedua).
Kiprahnya di dunia kedokteran membuatnya disebut sebagai Ibnu Sina kedua. Ibnu Sina adalah dokter pertama yang menjelaskan tentang ilmu anatomi tubuh. Selama beberapa abad, bukunya yang berisi teori anatomi tubuh dijadikan paduan dunia medis Eropa. Sedangkan Ibnu Nafis lahir 200 tahun sesudahnya.

Setelah lulus dari Perguruan Tinggi Medis Bimaristan an-Noori Damaskus, Ibnu Nafis pindah ke Mesir untuk bekerja di Rumah Sakit Al-Nassiri pada tahun 1236 M. Beberapa tahun kemudian, ia diangkat menjadi kepala dokter di Rumah Sakit Al-Mansuri sekaligus menjadi dokter pribadi Sultan pada masa itu. Sebagai seorang dokter, Ibnu Nafis membaca banyak buku panduan medis dari pendahulunya, yang masih berpedoman pada Teori Hippocrates, Galen, dan Ibnu Sina. 
Namun, Ibnu Nafis menemukan beberapa kejanggalan. Ia lalu menuliskan analisisnya dalam buku yang berjudul “Commentary on the Anatomy of Canon of Avicenna” atau “Komentar Tentang Ilmu Anatomi Tubuh dari Kitab Canon-Ibnu Sina”. Salah satu dari hasil pengamatannya adalah penemuan dua pembuluh darah di dalam tubuh manusia, yaitu pembuluh darah arteri dan pembuluh darah vena. Sekarang ini, telah dikenal empat macam pembuluh darah. Ibnu Nafis menemukan kejanggalan pada teori Galen tentang peredaran darah di dalam tubuh manusia. Teori tersebut menerangkan bahwa darah mengalir dari bilik kanan jantung ke bilik kiri jantung melalui pori-pori yang terdapat pada katup jantung.

Sebaliknya, Ibnu Nafis meyakini “Bahwa darah yang berasal dari bilik kanan jantung pasti mengalir ke bilik kiri jantung, namun tidak ada penghubung antara kedua bilik tersebut. Katup jantung tidak berlubang dan berpori sama sekali. Selain itu, Ibnu Nafis juga menambahkan bahwa darah dari bilik kanan jantung mengalir melalui pembuluh arteri ke paru-paru. Proses selanjutnya adalah darah tersebut bercampur dengan udara dan mengalir melalui pembuluh vena ke bilik kiri jantung”. Teori Galen menjadi pedoman dunia medis dari tahun 100 - 1.500.

Menurut Nafis, pendapat Ibnu Sina dalam kitabnya Al-Qonuun yang menyebutkan bahwa jantung terdiri dari 3 bagian tidaklah tepat. Jantung, kata Nafis, hanya memiliki 2 bilik saja, yakni kiri dan kanan. Antara keduanya tidak ada pori-pori apa pun. Bahkan dinding yang memisahkannya sangat tebal. Analisis itu sekaligus menjadi penemuan Ibnu Nafis terhadap sistem peredaran darah kecil. Yaitu peredaran darah dari jantung menuju paru-paru dan kembali lagi ke jantung. Sayangnya, penemuan itu tidak tersebar hingga ke Eropa, sehingga dunia medis masih menggunakan teori Galen sampai dengan abad ke-15.  Sekitar 300 tahun dunia kedokteran sesat, hingga pada tahun 1.500-an. Dunia mengakui William Harvey dari Eropa sebagai penemu sistem peredaran darah. William Harvey menuliskan sistem peredaran secara lengkap dan terperinci. Diduga Harvey dan beberapa ilmuan pendahulunya pernah membaca hasil temuan Ibnu Nafis. Sementara buku tentang sistem peredaran kecil temuan Ibnu Nafis yang terlupakan orang selama ratusan tahun, baru ditemukan pada abad ke-20. Pada tahun 1924, seorang dokter Mesir bernama Muhyi Al-Din Altawi menemukan catatan sistem peredaran darah karya Ibnu Nafis di Perpustakaan Negara Prussian-Berlin. Dari sanalah disimpulkan bahwa sesungguhnya Ibnu Nafis telah menemukan sistem peredaran darah, jauh sebelum William Harvey menemukannya. Karena itulah, akhirnya dunia mengakui bahwa penemu sistem peredaran darah kecil bukanlah William Harvey, melainkan Ibnu Nafis.

Sumber : https://andthenwemeetagain.blogspot.com/2018/02/biografi-singkat-ibnu-nafis-bapak_4.html

5. Ibnu Khaldun (1332 – 1406)




Nama lengkapnya adalah Waliuddin Abdurrahman bin Muhammad bin Muhammad bin Abi Bakar Muhammad bin al-Hasan yang kemudian masyhur dengan sebutan Ibnu Khaldun. lahir di Tunisia pada 1 Ramadan 732 H./27 Mei 1332 M. adalah dikenal sebagai sejarawan dan bapak sosiologi Islam yang hafal Alquran sejak usia dini. Sebagai ahli politik Islam, ia pun dikenal sebagai bapak Ekonomi Islam, karena pemikiran-pemikirannya tentang teori ekonomi yang logis dan realistis jauh telah dikemukakannya sebelum Adam Smith (1723-1790) dan David Ricardo (1772-1823) mengemukakan teori-teori ekonominya. Bahkan ketika memasuki usia remaja, tulisan-tulisannya sudah menyebar ke mana-mana.

Tulisan-tulisan dan pemikiran Ibnu Khaldun terlahir karena studinya yang sangat dalam, pengamatan terhadap berbagai masyarakat yang dikenalnya dengan ilmu dan pengetahuan yang luas, serta ia hidup di tengah-tengah mereka dalam pengembaraannya yang luas pula. Selain itu dalam tugas-tugas yang diembannya penuh dengan berbagai peristiwa, baik suka dan duka. Ia pun pernah menduduki jabatan penting di Fes, Granada, dan Afrika Utara serta pernah menjadi guru besar di Universitas al-Azhar, Kairo yang dibangun oleh dinasti Fathimiyyah. Dari sinilah ia melahirkan karya-karya yang monumental hingga saat ini. Nama dan karyanya harum dan dikenal di berbagai penjuru dunia. Panjang sekali jika kita berbicara tentang biografi Ibnu Khaldun, namun ada tiga periode yang bisa kita ingat kembali dalam perjalan hidup beliau. Periode pertama, masa dimana Ibnu Khaldun menuntut berbagai bidang ilmu pengetahuan. Yakni, ia belajar Alquran, tafsir, hadis, usul fikih, tauhid, fikih madzhab Maliki, ilmu nahwu dan sharaf, ilmu balaghah, fisika dan matematika.

Dalam semua bidang studinya mendapatkan nilai yang sangat memuaskan dari para gurunya. Namun studinya terhenti karena penyakit pes telah melanda selatan Afrika pada tahun 749 H. yang merenggut ribuan nyawa. Ayahnya dan sebagian besar gurunya meninggal dunia. Ia pun berhijrah ke Maroko selanjutnya ke Mesir; Periode kedua, ia terjun dalam dunia politik dan sempat menjabat berbagai posisi penting kenegaraan seperti qadhi al-qudhat (Hakim Tertinggi). Namun, akibat fitnah dari lawan-lawan politiknya, Ibnu Khaldun sempat juga dijebloskan ke dalam penjara. Setelah keluar dari penjara, dimulailah periode ketiga kehidupan Ibnu Khaldun, yaitu berkonsentrasi pada bidang penelitian dan penulisan, ia pun melengkapi dan merevisi catatan-catatannya yang telah lama dibuatnya. Seperti kitab al-’ibar (tujuh jilid) yang telah ia revisi dan ditambahnya bab-bab baru di dalamnya, nama kitab ini pun menjadi Kitab al-’Ibar wa Diwanul Mubtada’ awil Khabar fi Ayyamil ‘Arab wal ‘Ajam wal Barbar wa Man ‘Asharahum min Dzawis Sulthan al-Akbar.

Kitab al-i’bar ini pernah diterjemahkan dan diterbitkan oleh De Slane pada tahun 1863, dengan judul Les Prolegomenes d’Ibn Khaldoun. Namun pengaruhnya baru terlihat setelah 27 tahun kemudian. Tepatnya pada tahun 1890, yakni saat pendapat-pendapat Ibnu Khaldun dikaji dan diadaptasi oleh sosiolog-sosiolog German dan Austria yang memberikan pencerahan bagi para sosiolog modern. Karya-karya lain Ibnu Khaldun yang bernilai sangat tinggi diantaranya, at-Ta’riif bi Ibn Khaldun (sebuah kitab autobiografi, catatan dari kitab sejarahnya); Muqaddimah (pendahuluan atas kitabu al-’ibar yang bercorak sosiologis-historis, dan filosofis); Lubab al-Muhassal fi Ushul ad-Diin (sebuah kitab tentang permasalahan dan pendapat-pendapat teologi, yang merupakan ringkasan dari kitab Muhassal Afkaar al-Mutaqaddimiin wa al-Muta’akh-khiriin karya Imam Fakhruddin ar-Razi).

sumber : https://www.biografiku.com/biografi-ibnu-khaldun-peletak-dasar.
 
 

FOTO DAN BIOGRAFER NASIONAL JURNALISTIK DAN OLAHRAGA

FOTO DAN BIOGRAFER NASIONAL JURNALISTIK DAN OLAHRAGA 1. Darwis Triadi  Andreas Darwis Triadi adalah fotografer yang ter...